Senin, 02 November 2009

Lingkungan kantor

ARTI LINGKUNGAN KANTOR (LINGKUNGANFISIK DAN LINGKUNGAN NON FISIK)
a. Lingkungan Fisik
1) Pengertian lingkungan kerja fisik
Lingkungan kerja fisik adalah keseluruhan atau setiap aspek dari gejala fisik dan sosial-kultural yang mengelilingi atau mempengaruhi individu. (Komarudin, 2002 : 142).
Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya penerangan, suhu udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan, musik dan lain-lain (Alex. S. Nitisemito, 2002 : 183).
Berdasarkan definisi tersebut dapat dinyatakan lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan bekerja yang mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan beban tugasnya. Masalah lingkungan kerja dalam suatu organisasi sangatlah penting, dalam hal ini diperlukan adanya pengaturan maupun penataan faktor-faktor lingkungan kerja fisik dalam penyelenggaraan aktivitas organisasi.
2) Faktor-faktor lingkungan kerja fisik
Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya didalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Faktor-faktor lingkungan kerja fisik adalah sebagai berikut :
a) Pewarnaan
b) Penerangan
c) Udara
d) Suara bising
e) Ruang gerak
f) Keamanan
g) Kebersihan
h) Musik
Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Pewarnaan
Masalah warna dapat berpengaruh terhadap karyawan didalam melaksanakan pekerjaan, akan tetapi banyak perusahaan yang kurang memperhatikan masalah warna. Dengan demikian pengaturan hendaknya memberi manfaat, dalam arti dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Pewarnaan pada dinding ruang kerja hendaknya mempergunakan warna yang lembut.
Warna yang baik dipakai pada ruangan yang sempit adalah warna putuh, karena dengan putih ruangan tersebut akan nampak lebih luas, bersih yang dapat membantu pekerjaan yang memerlukan ketelitian. Di sini bukan warna saja yang perlu diperhatikan, karena kombinasi warna yang salah dapat menimbulkan rasa yang kurang menyenangkan bagi orang yang memandangnya. Rasa yang tidak menyenangkan akan menyebabkan turunnya semangat kerja karyawan, masalah warna bukan hanya pada dinding saja, namun juga warna mesin, peralatan dan bahkan warna seragam yang dikenakan oleh karyawan.
Sistem penerangan yang mempergunakan dinding atau sebagai pembaur sinar, kembali dapat mempengaruhi warna yang dipergunakan dalam ruangan kerja karyawan, sehingga dapat menimbulkan penerangan yang baik di dalam ruangan kerja tersebut.
2) Penerangan
Penerangan dalam ruang kerja karyawan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan semangat karyawan sehingga mereka akan dapat menunjukkan hasil kerja yang baik, yang berarti bahwa penerangan tempat kerja yang cukup sangat membantu berhasilnya kegiatan-kegiatan operasional perusahaan.
Atas dasar hal tersebut di atas maka, pemeliharaan sistem penerangan ini sangat diperlukan di dalam suatu perusahaan, walaupun demikian sistem penerangan ini hanya menunjang saja bukan satu-satunya faktor yang menentukan berhasilnya proses produksi. Disamping faktor penerangan, faktor-faktor lain juga harus diperhatikan.
3) Udara
Di dalam ruangan kerja karyawan dibutuhkan udara yang cukup, dimana dengan adanya pertukaran udara yang cukup, akan menyebabkan kesegaran fisik dari karyawan tersebut. Suhu udara yang terlalu panas akan menyebabkan menurunnya semangat kerja karyawan di dalam melaksanakan pekerjaan.
Adapun suhu udara atau temperatur ruang kerja karyawan yang didapat dipertahankan baik pada musim panas maupun di musim dingin adalah bahwa suhu udara harus dipertahankan di bawah 21oC untuk menekan kelembaban.
4) Suara bising
Bunyi bising sangat diperhatikan, karena dapat membantu kesenangan kerja, merusak pendengaran dan dapat menimbulkan komunikasi yang salah. Oleh karena itu setiap perusahaan selalu berusaha untuk menghilangkan suara bising tersebut atau paling tidak menekannya untuk memperkecil suara bising tersebut. Dengan terganggunya seseorang atau karyawan didalam melaksanakan pekerjaan mengakibatkan pekerjaan tersebut salah sehingga jumlah dan mutu barang yang dihasilkan menurun.
Kemampuan perusahaan di dalam menyediakan dana untuk keperluan pengendalian suara bising tersebut, juga merupakan salah satu faktor yang menentukan pilihan cara pengendalian suara bising dalam suatu perusahaan.
Suara bising dapat dihindari dengan suatu tindakan seperti:
a) Mengurangi intensitas dari bunyi itu pada sumbernya dengan mengadakan perubahan atau modifikasi mesin secara mekanis.
b) Mencegah terpencar atau meluasnya suara bising tersebut dengan mengisolasikan atau menutup rapat-rapat suara bising tersebut.
c) Menghindari adanya alunan suara yang memantulkan dengan jalan menyerap suara itu dengan bahan-bahan penyerap suara itu seperti rock wall atau fiber glass.
5) Ruang gerak
Dalam suatu perusahaan hendaknya karyawan yang bekerja mendapat tempat yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas. Seseorang tidak mungkin dapat bekerja dengan tenang jika tempat yang tersedia tidak dapat memberikan kenyamanan.
Padatnya tempat sama ruang gerak yang sempit dapat mengurangi semangat kerja karyawan dalam melakukan aktivitasnya. Dengan demikian ruang gerak di dalam melaksanakan pekerjaan perlu diperhatikan, sehingga karyawan dapat bekerja dengan baik, dan begitu juga sebaliknya jika ruang gerak terlalu lebar akan mengakibatkan pemborosan biaya.
Oleh karena itu ruang gerak untuk tempat karyaw

Standarisasi kantor

Standarisasi adalah proses penentuan standar-standar atas kesatuan ukuran. Yang kemudian membabandingkan kuantitas, nilai, ataupun performance hasil kerja. Standarisasi merupakan spessifikasi, yang ditentukan teliti meliputi. Produk, material, karakteristik, dan lain-lain. Standarisasi memberikan keuntungan kepada pihak konsumen (mutu barang menjadi lebih baik, narga menjadi lebih rendah), manajer (daapat membantu dalam memberikan pemberian dan pembelian, penjualan dan pembayaran), buruh (membuat pekerjaan relative menjadi lebih mudah).
Standardisasi peralatan alat-alat tulis kantor.
1. Memperoleh harga lebih murah dengan membeli dalam jumlah banyak.
2. Mengurangi biaya pemeliharaan karena menggunakan beberapa merek yang sama.
3. Mengembangkan departemen layanan milik perusahaan sendiri yang lebih mudah dan ekonomis.
4. Menggunakan sekelompok pegawai yang dapat mengoperasikan semua mesin secara ekonomis.
5. Melatif operator lebih mudah dan sederhana.
6. Membeli dan menggunakan kertas kantor yang sesuai dengan merek mesin.
7. Menyederhanakan ketinggalan jaman dan nilai jual peralatan, yang penting untuk pajak pendapatan dan sifat nilai jual peralatan.
Standarisasi mesin dan perabot alat/perkakas kantor
1. Mesin tulis
Mesin tulis adalah mesin yang digunakan untuk menulis dan digerakkan secara mekanis dengan menggunakan tenaga listrik.
2. Masin ganda
Mesin ganda ada dua yaitu pertama mesin ganda system mekanik (mesin stensil) dan yang kedua mesin ganda sistem elektronik berupa foto (berupoa mesin foto kopi)
3. Mesin cetak
Mesin cetak yaitu mesin cetak mini sebagai alat perkantoran yang diperlukan untuk pencetakan –pencetakan sesauatu yang sangat berhubungan langsung untuk pemenuhan kebutuihan kantor.
4. Mesin computer
Mesin computer yaitu suatu mesin yang cara bekerjanya menggunakan system elektronik yang bersifat moderen serta bermanfaat dalam efektifitas dan evisiensi.
5. Mesin hitung
Mesin hitung yaitu alat yang digunakan mempermudah penghitungan.

Standarisasi ruang kantor
Adalah pengaturan ruangan kantor serta penyusunan alat-alat dan perabotan pada luas lantai dan ruangan kantor yang tersedia untuk memberikan sarana bagi pekerja.
Tujuan standarisasi tata ruang kantor.
1. Menggunakan ruangan yang ada guna dimanfaatkan untuk faedah ekonomis yang lebih besar.
2. Memudahkan pengawasan manajer terhadap para staf yang sedang bekerja
3. Memudahkan arus komunikasi dan arus kerja
4. Memberikan kepuasan dan kenyamanan kerja
5. Menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pegawai
6. Memudahkan pegawai dalam penyimpanan arsip
7. Memberikan rasa aman dan keleluasaan pribadi
8. Menjauhkan pekerjaan yang menimbulkan bunyi keras
9. Menciptakan citra dan kesan yang baik bagi para pelanggan dan tamu perusahaan

Standarisasi formulir
Formulir kantor merupakan sehelai kertas yang menyediakan ruangan untuk memuat catatan-catatan , informasi atau instruksi-instruksi yang akan diteruskan kepada individu-individu, departemen atau perusahaan lain. Formulir yang ada dan diciptakan dikantor sangat banyak jenis dan ragamnya, mulai dari formulir pesanan barang, riwayat hidup pegawai sampai formulir isian angket. Formulir-formulir itu ada yang keperluannya bersifat intern atau local dan ada yang bersifat nasional. Formulir yang bersifat nasional pada umumnya sudah distandariser oleh instansi yang berwenang atas formuir tersebut, sehingga bagi instansi yang lain tidak perlu mengadfakan atau menciptakan formulir sejenis yang berlainan. Diantara sekian banyak jenis formulir, yang sangat menonjol peranannya ditinjau dari segi frekuensi pemakaian dan peran identitasnya, juga sebagai alat komunikasi ialah :
• Formulir surat ( surat berkepala0
• Formulir sampul
• Formulir lembar disposisi
Formulir tesebut diatas sudah demikin umumhampir menjadi standar, bahwa organisasi tanpa adanya formulir diragukan eksistensinya dalam masyarakat. Formulir lain kedudukan pada umunya adalah sebagai alat yang memudahkan dan melancarkan pekerjaan, penulisannya bersifat bersamaan.
Standarisai penyelenggaraan pekerjaan kantor
Standarisai penyelenggaraan pekerjaan kantor meliputi dua jenis standar
a. Standar proses kerja
1. Bidang pengelolaan barang
2. Permintaan barang
3. Pembelian
4. Penawaran
5. Pesanan
b. Standar hasil kerja
Adalah waktu yang dipegunakan untuk menghasilkan sesuatu, jadi bukan dalan hal mutu. Pekerjaan yang dapat distandarriser ialah
• Pekerjaan pengetikan surat
• Pekerjaan penerimaan dan pembagian surat-surat masuk
• Pekerjaan pencatatan atau pengagendaan surat keluar

Produk-produk kantor

Formulir Kantor
Formulir kantor merupakan sehelai kertas yang menyediakan ruangan untuk memuat catatan-catatan , informasi atau instruksi-instruksi yang akan diteruskan kepada individu-individu, departemen atau perusahaan lain. Ada dua macam formulir kantor;
1. Formulir intern: adalah formulir-formulir yang digunakan didalam lingkungan sebuah kantor antara para pengawas, pegawai dan wakil-wakil sebuah perkantoran. Contoh formulir ini adalah : data mengenai penjualan, keterangan mengenai hasil pekerjaan pegawai.
2. Formulir ekstern: formulir-formulir yang digunakan dalam lingkungan kantor yang mana formulir tersebut dikirimkan kepada para langganan-langganan. Contoh formulir ini antara lain: faktur-faktur, dan memo-memo kredit.

Surat-Menyurat
Surat adalah salah satu sarana komunikasi yang dapat menghubungkan seseorang dengan orang lain, seseorang dengan kelompok, kelompok dengan kelompok atau kelompok dengan seseorang dalam jarak yang berjauhan. Dengan surat orang dapat memberitahukan, menanyakan, menyatakan, meminta, melaporkan atau menyampaikan buah pikiran lainnya kepada orang lain. Dengan surat orang dapat bekerja sama atau bertolong-tolongan. Surat dapat merintis persahabatan, membina hubungan yang telah ada, meningkatkan hubungan kerja sama dan mempererat hubungan batin manusia.
Sebaliknya, karena sepucuk surat hubungan batin antara sesama manusia dapat renggang atau terputus sama sekali. Bahkan harga diri si pembuat surat bisa jatuh di mata orang banyak. Surat yang tidak dikelola dengan baik sering merupakan senjata makan tuan (bumerang) bagi si pembuatnya. Sebab pada sepucuk surat selalu tercermin diri pribadi, sifat, watak dan isi jiwa si pemiliknya.
Dalam kenyataan sehari-hari surat telah mempermudah hubungan antara sesama manusia. Namun kenyataan juga membuktikan bahwa tak terhingga banyaknya surat dari suatu organisasi atau instansi yang kurang diindahkan oleh organisasi atau instansi lainnya hanya karena isi surat itu kurang simpatik. Banyak “lamaran kerja” seseorang yang ditolak oleh suatu perusahaan hanya karena adanya kesan yang kurang baik terkandung di dalam surat tersebut.
Isi surat yang kurang kontrol dapat menimbulkan salah tafsir, salah terima atau tidak dapat dipahami isinya sehingga si penerima surat merasa bingung atau tersinggung, bahkan bisa salah dalam mengambil sikap atau keputusan.
Oleh sebab itu, setiap orang yang akan membuat surat hendaklah terlebih dahulu memahami hakikat dari sebuah surat. Mereka harus mempelajari cara membuat surat, mengetahui ukuran surat, bahasa surat, kerapian surat dan aturan-aturan lain yang diperlukan untuk menulis dan mengirim sebuah surat.
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal bermacam-macam jenis surat. Bila kita tinjau dari berbagai segi akhirnya sebuah surat dapat dibedakan berdasarkan :
a. Wujud surat
b. Si pembuat surat
c. Isi surat
d. Keamanan isi surat
e. Ruang lingkup surat
f. Jumlah pembaca surat
g. Penyelesaian surat
h. Pengiriman surat
i. Pengertian umum

Laporan
Laporan merupakan sesuatu pernyataan tertulis yang didasarkan atas pengumpulan catatan-catatan dan biasanya menyatakan nilai yang disingkat. Secara garis besar dapat dinyatakn bahwa suatu laporan merupakan suatu pernyataan yang didasarkan atas catatan-catatan.
Laporan-laporan pada dasarnya memberikan keterangan-keterangan dan memberikan pokok intisari dari persoalan. Tanggung jawab manajer atas laporan
• Faham akan pentingnya laporan-laporan
• Menyediakan latihan-latihan dalam bidang penulisan laporan-laporan
• Mendistribusikan laporan-laporan khusus kepada yang membutuhkan



Pengertian kearsipan
Oleh karena yang menjadi pokok pembahasan dalam buku ini adalah Tata Kearsipan, maka terlebih dahulu akan diberikan penjelasan tentang pengertian arsip. Arsip (record) yang dalam istilah bahasa Indonesia ada yang menyebutkan sebagai “warkat”, pada pokoknya dapat diberikan pengertian sebagai : setiap catatan tertulis baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek (pokok persoalan) ataupun peristiwa yang dibuat orang untuk membantu daya ingatan orang (itu) pula”. Atas dasar pengertian diatas, maka yang termasuk dalam pengertian arsip itu misalnya : surat-surat, kwitansi, faktur, pembukuan, daftar gaji, daftar harga, kartu penduduk, bagan organisasi, foto-foto dan lain sebaginya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan, pasal 1 ayat a dan ayat b, menetapkan bahwa yang dimaksud dengan arsip adalah :
a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-Lembaga Negara dan Badan- Badan Pemerintahan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan
b. Naskah-naskah yng dibuat dan diterima oleh Badan-Badan Swasta dan atau perorangan, dalam bentuk corak apa pun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan. Selain dari pengertian di atas, arsip dapat diartikan pula sebagai suatu badan (agency) yang melakukan segala kegiatan pencatatan penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan surat-surat/warkat-warkat yang mempunyai arti penting baik ke dalam maupun ke luar; baik yang menyangkut soal-soal pemerintahan maupun non-pemerintahan, dengan menerapkan kebijaksanaan dan sistem tertentu yang dapat dipertangg

Penyimpanan Arsip
Penyimpanan Arsip dapat didefinisikan sebagai penyimpanan surat-surat/dokumen-dokumen pada tempat y

Definisi motivasi

Definisi motivasi
Orang-orang tidak hanya berbeda dalam kemampuan melakukan sesuatu tetapi juga dalam motivasi mereka melakukan hal itu. " Motivasi orang bergantung pada kuat lemahnya motif yang ada. Motif berarti suatu keadaan di dalam diri seseorang (inner state) yang mendorong, mengaktifkan, menggerakkan, mengarahkan dan menyalurkan perilaku ke arah tujuan." (Koontz, 1990:115) Peranan manusia dalam mencapai tujuan tersebut sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk menggerakkan manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki organisasi, maka haruslah dipahami motivasi manusia bekerja pada suatu organisasi, karena motivasi inilah yang menentukan perilaku orang-orang untuk bekerja atau dengan kata lain perilaku merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi. Adapun beberapa pengertian motivasi adalah sebagai berikut:
"Motivasi berarti sesuatu hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Jadi motivasi dapat pula diartikan faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu." (Manullang, 1982:76)
"Motivasi seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan jiwa dan jasmani untuk berbuat mencapai tujuan, sehingga motivasi merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku, dan di dalam pebuatannya itu mempunyai tujuan tertentu." (As'ad, 1995:45)
”Motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan proses pemberian dorongan bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara efisien." (Sarwoto, 1983:135)
Dari ketiga definisi tentang motivasi dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan dari apa yang dibutuhkannya. Dalam memotivasi karyawan, manager harus mengetahui motif dan motivasi yang diinginkan karyawan sehingga karyawan mau bekerja ikhlas demi tercapainya tujuan perusahaan.

Teori tentang motivasi
a. Teori Maslow
Salah satu teori motivasi yang paling banyak diacu adalah teori "Hirarki Kebutuhan" yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow memandang kebutuhan manusia berdasarkan suatu hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi. Kebutuhan pokok manusia yang diidentifikasi Maslow dalam urutan kadar pentingnya adalah sebagai berikut:
1) Kebutuhan Fisiologis (Basic Needs)
Misalnya sandang, pangan, papan dan kesejahteraan individu.
2) Kebutuhan akan Rasa Aman (Securily Needs)
Dikaitkan dengan kerja maka kebutuhan akan keamanan sewaktu bekerja, perasaan aman yang menyangkut masa depan karyawan.
3) Kebutuhan Afiliasi atau Akseptansi (Social Needs)
a) Kebutuhan akan perasaan diterima di mana ia bekerja
b) Kebutuhan akan perasaan dihormati
c) Kebutuhan untuk bisa berprestasi
d) Kebutuhan untuk bisa ikut serta
4) Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs)
Jenis kebutuhan ini menghasilkan kepuasan seperti kekuasaan, prestise, status dan keyakinan akan diri sendiri.
5) Kebutuhan Perwujudan Diri (Self-Actualization)
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan paling tinggi, yakni kebutuhan untuk menjadi orang yang dicita-citakan dan dirasakan mampu mewujudkannya. (Koontz, 1990:121)
b. Teori Dua Faktor Herzberg
Herzberg mengklaim telah menemukan penjelasan dua faktor motivasi yaitu:
1) Hygiene Factors, yang meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan.
2) Motivation Factors, yang dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan pertumbuhan dalam pekerjaan.
(Koontz, 1990:123)
c. Teori Kebutuhan ERG Alderfer
Teori ERG Alderfer (Existence, Relatedness, Growth) adalah teori motivasi yang dikemukakan oleh Clayton P. Alderfer. Teori Alderfer menemukan adanya 3 kebutuhan pokok manusia:
1) Existence Needs (Kebutuhan Keadaan) adalah suatu kebutuhan akan tetap bisa hidup sesuai dengan tingkat kebutuhan tingkat rendah dari Maslow yaitu meliputi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman serta hygienefactors dari Herzberg.
2) RelatednessNeeds(Kebutuhan Berhubungan), mencakup kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan ini sesuai dengan kebutuhan afiliasi dari Maslowdanhygiene factors dari Herzberg.
3) Growth Needs (Kebutuhan Pertumbuhan) adalah kebutuhan yang mendorong seseorang untuk memiliki pengaruh yang kreatif dan produktif terhadap diri sendiri atau lingkungan. Realisasi dari kebutuhan penghargaan dan perwujudan diri dari Maslow dan motivation factors dari Herzberg.(Koontz, 1990:121)

d. Teori Motivasi Ekspektansi
Teori motivasi ini diungkapkan oleh Vroom. Vroom mengemukakan bahwa orang-orang akan termotivasi untuk melakukan hal-hal tertentu guna mencapai tujuan apabila mereka yakin bahwa tindakan mereka akan mengarah pada pencapaian tujuan tersebut. (Koontz, 1990:123)

e. Teori Motivasi Klasik
Teori motivasi ini diungkapkan oleh Frederick Taylor yang menyatakan bahwa pekerja hanya termotivasi semata-mata karena uang. Konsep ini menyatakan bahwa seseorang akan menurun semangat kerjanya bila upah yang diterima dirasa terlalu sedikit atau tidak sebanding dengan pekerjaan yang harus dilakukan. (Griffin, 1998:259)
f. Teori X dan Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor. Ia membedakan 2 tipe pekerja yaitu X dan Y.
1) Teori X, menyatakan bahwa orang-orang sesungguhnya malas dan tidak mau bekerja sama.
2) Teori Y, menyatakan bahwa orang-o

Iklim kerja kantor

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iklim kerja merupakan suatu kondisi atau keadaan suasana kerja yang berada di instansi dirasa nyaman, tenang, dan bebas dalam melakukan pekerjaan tanpa adanya rasa takut. Iklim kerja yang menyenangkan akan tercipta, apabila hubungan antar manusia berkembang dengan harmonis. Keadaan iklim yang harmonis ini sangat mendukung terhadap prestasi kerja pegawai. Dengan adanya suasana kerja yang nyaman dan tenang tersebut memungkinkan pegawai untuk bekerja lebih baik. Dalam suatu organisasi diperlukan juga adanya suatu motivasi kerja. Motivasi kerja ini bertujuan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada pegawai yang kurang maksimal dalam bekerja. Hal ini dimaksudkan kepada para pegawai untuk selalu meningkatkan prestasi kerjanya, agar dapat melaksanakan pekerjaannya dan mencapai hasil pekerjaan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk mengatur sikap/perilaku pegawai yang baik, maka diperlukan suatu sikap kedisiplinan. Sikap kedisiplinan ini bersifat memaksa dan wajib dipatuhi oleh semua pegawai sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Dilihat dari sifatnya yang memaksa, maka dalam kedisiplinan ini terdapat sanksi-sanksi yang dikenakan sesuai dengan pelanggaran yang pernah dilakukan.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus-menerus. Produktivitas guru dapat ditinjau berdasarkan tingkatannya dengan tolak ukur masing-masing, yang dilihat dari kinerja tenaga kependidikan. Kinerja dapat diartikan sebai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja hasil kerja atau unjuk kerja.
B. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan iklim kerja, seberapa tinggi motivasi kerja, seberapa tinggi disiplin pegawai, pengaruh iklim kerja terhadap disiplin pegawai, pengaruh motivasi pegawai, dan pengaruh antara iklim kerja dan motivasi kerja terhadap disiplin pegawai di Rancangan penelitian yang dipakai adalah rancangan deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Data penelitian dapat diperoleh dengan menggunakan instrumen angket. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif korelasional dengan teknik regresi.



BAB II
PEMBAHASAN

Iklim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki dua arti. Pertama, iklim diartikan sebagai keadaan hawa (suhu, kelembapan, awan, hujan, dan sinar matahari) pada suatu daerah dalam jangka waktu yang agak lama (30 tahun). Kedua, iklim diartikan secara lebih umum yaitu suasana atau keadaan.
Pengertian Iklim kerja Menurut Suma’mur PK (1996: 84) iklim kerja adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi
keempat faktor tersebut bila dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh dapat
disebut dengan tekanan panas. Indeks tekanan panas disuatu lingkungan kerja
adalah perpaduan antara suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara,
dan panas metabolisme sebagai hasil aktivitas seseorang. Suhu tubuh manusia dapat dipertahankan secara menetap oleh suatu sistem pengatur suhu (Thermoregulatory system). Suhu menetap ini adalah akibat keseimbangan diantara panas yang dihasilkan didalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan pertukaran panas diantara tubuh dengan lingkungan sekitar.
Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivias kerja manusia
akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24 derajat.
Lingkungan kerja memainkan peran penting dalam menjaga efektivitas organisasi dan mempengaruhi kemampuan adaptasi dalam menghadapi perubahan.Sebagian besar mengakui pentingnya lingkungan kerja tetapi bisa jadi mereka kurang memahami, mengevaluasi bahkan mengubahnya. Lingkungan kerja dikenal juga sebagai iklim kerja apabila mengacu pada karakteristik sosiopsikologi dari setting pekerjaan. Lingkungan kerja meliputi sikap karyawan dalam melaksanakan tugas dan komunikasi mereka dengan rekan maupun atasannya. Setiap setting pekerjaan mengembangkan gaya dan iklim kerja tertentu, hal ini dipengaruhi oleh bagaimana suatu keputusan dibuat dan menentukan pola-pola interaksi di lingkungan kerja. Lingkungan kerja ditentukan oleh banyak faktor, meliputi kondisi fisik dan kebijaksanaan organisasi dalam setting pekerjaan serta karakteristik perilaku karyawan yang ada. Orang-orang yang memiliki pengalaman luas diberbagai organisasi dapat menjadi observer yang baik dalam mengamati pengaruh dari iklim organisasi. Peneliti, konsultan manajemen dan manager memahami bahwa setiap setting pekerjaan membentuk citra sendiri dan berbeda antara satu dan lainnya. Mereka melihat bagaimana lingkungan bekerja dan berdampak terhadap produktivitas karyawan serta efektivitas kelompok. Beberapa setting pekerjaan mendorong moral dan produktivitas karyawan, memberikan ruang hidup, memunculkan kepuasan dan prestasi dan dasar bagi tumbuhnya harga diri dan identitas personal.Setting pekerjaan yang lain dapat membuat ketidakpuasan dan putus asa, kaku dan kehilangan arah pekerjaan serta membuat perasaan karyawan terisolasi, membuat tekanan dan frustrasi.
Banyak permasalahan SDM yang dihadap oleh manager berkaitan dengan lingkungan kerja. Sebagai contoh stress kerja dan moral rendah sangat terkait dengan tekanan akibat proses interaksi baik sesama karyawan, dengan pelanggan, vendor, klien. Karyawan mengharapkan lingkungan kerja yang kondusif, adanya peluang untuk berkembangnya profesionalitas dilingk

System dan prosedur kantor

BAB I
1.DEFINISI SYSTEM
Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

Contoh :
• Sistem Komputer terdiri dari Software, Hardware, dan Brainware
• Sistem Akuntansi

1. Menurut LUDWIG VON BARTALANFY
Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.

2. Menurut ANATOL RAPOROT
Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan
satu sama lain.

3. Menurut L. ACKOF
Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.

4. Menurut GR. Terry
Jaringan dari beberapa prosedur yang di gabung dan dibuat untuk melakukan aktifitas utama

2. Karakteristik Sistem
 Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen system atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Jadi, dapat dibayangkan jika dalam suatu sistem ada subsistem yang tidak berjalan/berfungsi sebagaimana mestinya. Tentunya system tersebut tidak akan berjalan mulus atau mungkin juga sistem tersebut rusak sehingga dengan sendirinya tujuan sistem tersebut tidak tercapai.
 Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu system dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu system menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
 Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem.
 Penghubung (Interface) Sistem
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
 Masukan (Input) Sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
 Keluaran (Output) Sistem
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supersistem. Misalnya untuk system komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
 Pengolah (Process) Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen.
 Sasaran (Objectives) atau Tujuan (Goal)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempnyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari system sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Perbedaan suatu sasaran (objectives) dan suatu tujuan (goal) adalah, goal biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam ruang lingkup yang lebih sempit. Bila merupakan suatu sistem utama, seperti misalnya sistem bisnis perusahaan, maka istilah goal lebih tepat diterapkan. Untuk sistem akuntansi atau sistem-sistem lainnya yang merupakan bagian atau subsistem dari sistem bisnis, maka istilah objectives yang lebih tepat. Jadi tergantung dari ruang lingkup mana memandang sistem tersebut. Seringkali tujuan (goal) dan sasaran (objectives) digunakan bergantian dan tidak dibedaka.

BAB II


A. DEFINISI PROSEDUR KANTOR
Menurut Jerry Fitzgerald, Ardra F. Fitzgerald dan Warren D. Stallings, Jr., mendefinisikan prosedur sebagai berikut : Suatu prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan Apa (What) yang harus dikerjakan, Siapa (Who) yang mengerjakannya, Kapan (When) dik

Peluang Bisnis Anda